Frustasi
Frustasi memiliki dua sisi, yang pertama adalah fakta tidak tercapainya harapan yang diinginkan. Sisi kedua adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut.
Stress
Buku-buku kedokteran menyatakan bahwa 50 - 70% penyakit fisik sebenarnya disebabkan oleh stres. Sering kita menganggap stres sebagai sesuatu yang berkonotasi negatif. Pada tingkat tertentu sebenarnya kita memerlukan stres. Stres yang optimal akan membuat motivasi menjadi tinggi, orang menjadi lebih bergairah, daya tangkap dan persepsi menjadi tajam, menjadi tenang, dan sebagainya. Adapun stres yang terlalu rendah akan mengakibatkan kebosanan, motivasi menjadi turun, sering bolos, dan mengalami kelesuan. Sebaliknya stres yang terlalu tinggi mengakibatkan insomnia, lekas marah, meningkatkan kesalahan, kebimbangan, dan sebagainya.
Gejala akibat stress yang tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama tanpa ada jalan keluar bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti : gangguan pencernaan, serangan jantung, tekanan darah tinggi, asma, radang sendi, alergi, gangguan kulit, pusing/sakit kepala, sulit menelan, panas, mual, berbagai macam keluhan perut, keringat dingin, sakit leher, seing buang air seni, kejang otot, mudah lupa, panik, sembelit, diare, insomnia, dan lain-lain.
Adapun stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres. Stresor meliputi berbagai hal seperti : lingkungan fisik (suhu, perubahan cuaca, cahaya, gelap, suara bising, polusi, kepadatan, dan sebagainya), stresor yang berasal dari diri sendiri (konflik yang berhubungan dengan peran dan tuntutan tangung jawab yang dirasakan berat bisa membuat seseorang menjadi tegang), stresor yang berasal dari kelompok (hubungan dengan teman, hubungan dengan atasan, dan hubungan dengan bawahan), stresor yang berhubungan dengan keorganisasian (seperti kebijakan yang diambil perusahaan, struktur organisasi yang tidak sesuai, dan partisipasi para anggota yang rendah).
Ada banyak cara dalam mengatasi stres misalnya kalau akibat stres telah mepengaruhi fisik dan bahkan menimbulkan penyakit tertentu, peranan obat biasanya diperlukan. Ada juga dengan teknik biofeedback (adalah salah satu teknik untuk mengetahui bagian-bagian tubuh yang mana yang terkena stres dan kemudian belajar untuk menguasainya), istirahat, olahraga, relaksasi, maupun meditasi.
Pencegahan terhadap stres bisa dilakukan dengan mengubah sikap hidup. Orang yang terlihat lebih aktif dengan pekerjaan dan kehidupan masyarakat, lebih berorientasi pada tantangan dan perubahan dan merasa dapat menguasai kejadian-kejadian dalam hidupnya adalah orang yang tidak akan mudah terkena efek negatif stres.
Sumber : Siswanto, S.Psi, M.si. 2007. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Andi